Headlines News :

Cita-Cita Setelah Lulus SMA

         Hai, nama saya Moh wahyudi. Saya saat ini bersekolah di Sma Islam Temayang, di kelas XI IPA I. Kali ini saya akan memberitahu tentang hal yang akan saya lakukan nantinya setelah lulus SMA. Yang pertama tentu saja kuliah di universitas yang bagus dan sesuai dengan bakat yang saya miliki. Saya nanti berencana untuk mengambil jurusan pendidikan guru di bidang Teknologi Informasi. Dan apabila telah lulus dan menjadi seorang Ilmuan, saya ingin berkuliah lagi dan mengambil jurusan Dunia aqirat, entah mengapa saya sangat tertarik dengan Dunia aqirat walau tidak terlalu menyukai pelajaran Bahasa Arab Kalau bisa saya igin menjadi seorang penulis seperti Imam Ghozali idola saya yang bisa menulis cerita dengan berbagai kisah islami. Satu lagi saya ingin membuat orang tua saya bangga dan bahagia. Mungkin itu dulu keinginan yang tersimpan di benak saya,,,,

Surat Penawaran Barang



PT.ANIKA PERKASA
Jln.gereja No.40 A
Pematang siantar
Telp:0622-2356420



Kepada yth :
Bapak Kepala Personilia
Di
Tempat

Dengan hormat,
Bersama surat ini saya datang kehadapan Bapak untuk mengadakan penawaran barang yang kami miliki.
Adapun perusahaan ini menyadiakan alat-alat kantor untuk kebutuhan kantor bapak. Produk ami sudah  terkaenal kualitas yang tidak diragukan dan di tambah harga ang kompetitif.

Untuk itu adapun barang dan harga yang kami tawarkan adalah sebagai berikut:
NO
Nama Barang
Harga Per unit
1
Pensil
1000
2
Pulpen
2000
3
Belebes
3000
4
Kertas
25000
5
Tipe-x
31000

Untuk itu jika bapak berkenan kami dapat mengirim brosur terlengkap produk kami

Demiian surat ini kami sampaikan, atas kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih

Hormat kami
Ttd

Manager



www.yudiconet.blogspot.com

Danau Ranau Di Sumatra Selatan

gunung danau ranau

Tidak banyak yang tahu bahwa kemolekan Danau Ranau yang kini dikenal tersebut menyimpan sejumlah misteri untuk penduduk lokal setempat. Sekalipun proses terbentuknya danau ini sudah cukup dijelaskan secara ilmiawi, namun banyak orang yang mengaitkannya dengan mitologi ataupun cerita rakyat yang biasa disebut dengan legenda tersebut.
Danau Ranau terbentuk dari adanya gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi sehingga menimbulkan cekungan besar, mirip dengan Danau Toba. Di belakang danau tersebut terdapat Gunung Seminung dengan tinggi 1880 meter di atas permukaan laut serta tebing dan barisan perbukitan. Danau ini pun dikelilingi dengan area persawahan dan perkebunan yang menjadi laham pencahariaan bagi warga penduduk setempat.
Dibalik keindahan yang ada di Danau Ranau terselip beberapa cerita rakyat atau legenda seperti berikut:

Ular Naga di Danau Ranau

Beberapa penduduk setempat meyakini keberadaan ular naga yang bersembunyi di daerah sekitar Danau Ranau. Hal ini dikaitkan dengan sebuah cerita legenda kelekup gangsa ular naga. Konon, sebuah keluarga dengan tujuh orang anak yang bernama Umpu Suat, Se Bebigor, Se Batin Balak, Se Mandi Walay, Se Ujan, Se Jambi dan Se Gundang Caring atau Sekutu Ni way memiliki kentongan atau Kelekup Gangsa yang berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan keluarga atau menyerukan tanda bahaya.
Pada suatu ketika kelekup gangsa tersebut dicuri oleh sekelompok orang yang lantas kabur menuju daerah di sekitar Danau Ranau. Tidak disangka, kelengkup gangsa tersebut berubah menjadi seekor ular naga. Hingga sekarang, penduduk berasumsi bahwa ular naga tersebut bersembunyi di dalam danau atau di gua yang terletak di bawah danau.

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQxtvcxQfv68ClkRiSIpMLVbi-4BafZy09sCiZp8XOxqYaJN4Es Danau Terbesar di Sumatra Selatan

Jika Danau Toba adalah yang terbesar di Indonesia maka Danau Ranau adalah yang terbesar di Sumatra Selatan. Dengan luas 128 kilometer persegi (12.800 hektar) dan kedalaman 229 meter, danau Ranau cukup membuat gentar orang yang takut tenggelam. Dari pusat kota Palembang, anda bisa menempuh perjalanan darat selama 7-8 jam.
Di sekitar danau Ranau terdapat kolam renang air panas karena disebelahnya ada Gunung. Seperti kolam renang Ciater di kaki gunung Tangkuban Perahu. Harga tiket masuk di area Danau Ranau berkisar antara 2000-5000 rupiah. Ada persewaan perahu jika anda tertarik, cukup dengan Rp 130.000,- Dengan banyaknya pesona pendukung ini tak heran danau terindah layak disematkan kepada Danau Ranau.

Detik- Detik Proklamasi Republik Indonesia



Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17 Ramadan 1365 H) dibacakan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Muhammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat.


Latar Belakang

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau Dokuritsu Junbi Cosakai, berganti nama menjadi PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km disebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang. Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan.Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.


Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana--yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dinihari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apapun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs.Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang ke rumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.


Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militerJepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.

Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshiguna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshiyang setengah mabuk duduk dikursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti. Bung Hatta, Subardjo, B. M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih di dengungkan. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor(Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan kekediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarangJl. Proklamasi no. 1).


Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi


Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis diruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.

Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih ( Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional. Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.

Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu Soekarno dan M. Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan Wakil Presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.


Isi Teks Proklamasi


Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:

"Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta"

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.

Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah
seorang tokoh pemuda yang ikut Andil dalam persiapan proklamasi.

Sementara naskah yang sebenarnya hasil gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, dan dibantu oleh
Ir.Soekarno sebagai pencatat. Adapun bunyi teks naskah otentik itu sebagai berikut:


"Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - '45
Wakil2 bangsa Indonesia."

Upaya pelestarian alat musik Nusantara [ Save Budaya Indonesia ]

Selamat siang mimin & momod, izin numbrung yah ... :malus
Ane cuma mau share mengenai musik nih, tapi bukan musik biasa karna musik biasa yang kalian sering denger itu udah terlalu mainstream buat di bahas hihi  yang ane mau bahas di sini mengenai musik bambu / alat musik dari bambu. Ane yakin ga semua agan-agan disini tau semua alat musik dari bambu, yakan yakan? hehe
oke deh langsung ke tkp aja ...

Ngomong-ngomong musik bambu, ane baru inget sama Festival Bambu Nusantara yang sering digelar tiap tahunnya di beda-beda kota. Festival ini di gelar dalam rangka untuk melestarikan alat musik bambu khas Nusantara. Bambu merupakan tanaman yang ditemui di Indonesia, dimana terdapat sekitar 60 spesies bambu dari sekitar 1000 spesies bambu di dunia.

Quote:

Di Indonesia sendiri banyak memanfaatkan bambu dalam kehidupan sehari-hari contohnya saja sebagai bahan bangunan, bahan kerajinan dan tentunya alat musik. Tahukah Anda kalau banyak dari alat musik bambu di Indonesia hampir punah, kali ini Acaraevent ingin membagikan beberapa alat musik bambu yang hampir punah di Indonesia...

Gamolan
Quote:
Pada festival Bambu Nusantara 8 nanti akan ada pemecahan rekor MURI dengan dimainkannya secara serentak 400 Gamolan. Gamolan adalah alat musik menyerupai gamelan yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul. Diperkirakan alat musik khas Lampung ini sudah dimainkan masyarakat Lampung kuno sejak abad ke-4 masehi.
Karinding
Quote:
Karinding awalnya adalah alat yang digunakan oleh para karuhun / orang tua untuk mengusir hama di sawah. Karena karinding ini mengeluarkan bunyi yang khas, pada perkembangannya karinding tidak hanya digunakan untuk kepentingan bersawah, para karuhun memainkan karinding ini dalam ritual atau upaca adat.

Karinding dimainkan dengan menempelkan ruas tengah karinding di depan mulut yang agak terbuka, lalu memukul atau menyentir ujung ruas paling kanan karindingdengan satu jari hingga “jarum/senar” karinding pun bergetar secara intens. Dari getaran/vibra itulah dihasilkan suara yang akan diresonansi oleh mulut. Sehingga suara yang dikeluarkan akan tergantung dari rongga mulut, nafas, dan lidah dari pemainnya.
Calung
Quote:
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Apabila angklung dimainkan dengan cara digoyang, alat musik calung dari Jawa Barat ini dimainkan dengan cara memukul batang bambu yang tersusun sesuai dengan laras nada. Alat musik ini dibuat dari bambu hitam (awi wulung) namun ada beberapa yang dibuat juga dari bambu putih (awi temen).
Bansi
Quote:
Bansi berbentuknya pendek dan memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar. Alat musik Bansi ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam memainkannya, baik cara memainkannya / meniupnya maupun karena bentuknya yang panjang sehingga susah dijangkau jari.
Gong Sebul
Quote:
Gong sebul adalah alat musik yang dibuat dari bambu. Walaupun dimanakan gong namun bentuknya tidaklah bulat seperti gong pada umumnya, tetapi berupa sepotong bambu petung (Ochloa gigantea, bambu raksasa) dengan panjang tertentu sesuai dengan nada yang hendak dihasilkan. Cara memainkannya bukan dipukul melainkan ditiup.

Gong sebul dimainkan untuk melengkapi musik tradisi krumpyung yang terdiri dari beberapa alat musik yang juga mayoritas terbuat dari bambu seperti krumpyung itu sendiri, demung, saron, peking, bonang, gambang, kempul (“gong” kecil) dan kendang.
Knobe Oh
Quote:
Nama alat musik yang terbuat dari kilit bambu dengan ukuran panjang lebih kurang 12 ,5 cm. ditengah-tengahnya sebagian dikerat menjadi belahan bambu yang memanjang (semacam lidah) sedemikian halusnya, sehingga dapat berfungsi sebagai vibrator (penggetar).
Apabila pangkal ujungnya ditarik dengan untaian tali yang terkait erat pada pangka lujung terseut maka timbul bunyi melalui proses rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.
Sasando
Quote:
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.

Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
Genggong
[quote]Genggong merupakan kesenian khas Kabupaten Subang Jawa Barat. Asal kata Genggong diambil dari sebuah nama rawa / ranca Genggong. Sebenarnya kata genggong lebih menunjukan nama kesenian daerah / hiburan rakyat yang terdiri dari berbagai macam alat musik tradisional yang sering dimainkan untuk menyambut hari-hari bersajarah seperti peringatan kemerdekaan negara Republik Indonesia. Genggong Subang terbuat dari bambu.

[/center]
Quote:
Genggong Bali terbuat dari pelepah enau, berbeda dengan kesenian Genggong di Jawa Barat, ternyata di provinsi Bali ada alat musik yang mempunyai kesamaan nama “Genggong”. Alat musik tradisional Bali ini terbuat dari pelepah enau yang dimainkan dengan cara mengulum (yanggem).
Sarunai
Quote:
Sarunai terbuat dari dua potong bambu yang tidak sama besarnya. Sepotong yang kecil dapat masuk ke potongan yang lebih besar. Fungsinya sebagai penghasil nada.

Alat musik Sarunai ini memiliki empat lubang nada. Bunyinya juga melodius. Alat musik khas minangkabau yang satu ini sudah jarang yang menggunakan. Selain sulit membuatnya, nada yang dihasilkan juga tidak banyak terpakai.
[/spoiler]

Suling Khass NTT
Quote:
Suling khas NTT mempunyai bentuk besar dan di Kabupaten Belu terdapat orkes suling dengan jumlah pemain ( 40 orang. Orkes suling ini terdiri dari suling pembawa melodi (suling keil), dan suling pengiring yang berbentuk silinder yaitu, suling alto, tenor, dan bass. Suling pengiring ini terdiri dari 2 bambu yang berbentuk silinder yaitu, bambu peniup berukuran keil dan bambu pengatur nada berbentuk besar. Orkes suling ini dimainkan untuk menyambut tamu atau untuk memeriahkan hari-hari nasional.
Foy Doa
Quote:
Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bambu kecil yang bergandeng dua atau lebih. Alat musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran.
Tatali
Quote:
Talali adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu berukuran sekitar 50 Cm dengan diameter 2 cm dan memiliki 3 lubang untuk resolusi udara tempat meletakan jari dan hanya memiliki 3 nada. Dengan teknik meniup menggnakan perasaan untuk menemukan sound yang baik dan enak ditelinga. Alat musik tatali ini merupakan kekayaan budaya suku To Wana di kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Tutuba
Quote:
Tutuba adalah alat musik bedawai yang terbuat dari bambu. Seperti halnya tatali, tutuba ini merupakan alat musik khas dari suku To Wana
Sebenarnya masih banyak lagi alat-alat musik bambu khas Indonesia yang hampir punah dan pada event FBN 8 nanti akan ditampilkan beberapa alat musik bambu khas Indonesia yang hampir punah.

Mungkin Agan-agan disini ada yang tau lagi dan sok silakan gan tambahkan heheh
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. yudicomet - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger