Headlines News :
Home » » Upaya pelestarian alat musik Nusantara [ Save Budaya Indonesia ]

Upaya pelestarian alat musik Nusantara [ Save Budaya Indonesia ]

Written By Moh Wahyudi on Selasa, 20 Mei 2014 | 17.41

Selamat siang mimin & momod, izin numbrung yah ... :malus
Ane cuma mau share mengenai musik nih, tapi bukan musik biasa karna musik biasa yang kalian sering denger itu udah terlalu mainstream buat di bahas hihi  yang ane mau bahas di sini mengenai musik bambu / alat musik dari bambu. Ane yakin ga semua agan-agan disini tau semua alat musik dari bambu, yakan yakan? hehe
oke deh langsung ke tkp aja ...

Ngomong-ngomong musik bambu, ane baru inget sama Festival Bambu Nusantara yang sering digelar tiap tahunnya di beda-beda kota. Festival ini di gelar dalam rangka untuk melestarikan alat musik bambu khas Nusantara. Bambu merupakan tanaman yang ditemui di Indonesia, dimana terdapat sekitar 60 spesies bambu dari sekitar 1000 spesies bambu di dunia.

Quote:

Di Indonesia sendiri banyak memanfaatkan bambu dalam kehidupan sehari-hari contohnya saja sebagai bahan bangunan, bahan kerajinan dan tentunya alat musik. Tahukah Anda kalau banyak dari alat musik bambu di Indonesia hampir punah, kali ini Acaraevent ingin membagikan beberapa alat musik bambu yang hampir punah di Indonesia...

Gamolan
Quote:
Pada festival Bambu Nusantara 8 nanti akan ada pemecahan rekor MURI dengan dimainkannya secara serentak 400 Gamolan. Gamolan adalah alat musik menyerupai gamelan yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara dipukul. Diperkirakan alat musik khas Lampung ini sudah dimainkan masyarakat Lampung kuno sejak abad ke-4 masehi.
Karinding
Quote:
Karinding awalnya adalah alat yang digunakan oleh para karuhun / orang tua untuk mengusir hama di sawah. Karena karinding ini mengeluarkan bunyi yang khas, pada perkembangannya karinding tidak hanya digunakan untuk kepentingan bersawah, para karuhun memainkan karinding ini dalam ritual atau upaca adat.

Karinding dimainkan dengan menempelkan ruas tengah karinding di depan mulut yang agak terbuka, lalu memukul atau menyentir ujung ruas paling kanan karindingdengan satu jari hingga “jarum/senar” karinding pun bergetar secara intens. Dari getaran/vibra itulah dihasilkan suara yang akan diresonansi oleh mulut. Sehingga suara yang dikeluarkan akan tergantung dari rongga mulut, nafas, dan lidah dari pemainnya.
Calung
Quote:
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Apabila angklung dimainkan dengan cara digoyang, alat musik calung dari Jawa Barat ini dimainkan dengan cara memukul batang bambu yang tersusun sesuai dengan laras nada. Alat musik ini dibuat dari bambu hitam (awi wulung) namun ada beberapa yang dibuat juga dari bambu putih (awi temen).
Bansi
Quote:
Bansi berbentuknya pendek dan memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar. Alat musik Bansi ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam memainkannya, baik cara memainkannya / meniupnya maupun karena bentuknya yang panjang sehingga susah dijangkau jari.
Gong Sebul
Quote:
Gong sebul adalah alat musik yang dibuat dari bambu. Walaupun dimanakan gong namun bentuknya tidaklah bulat seperti gong pada umumnya, tetapi berupa sepotong bambu petung (Ochloa gigantea, bambu raksasa) dengan panjang tertentu sesuai dengan nada yang hendak dihasilkan. Cara memainkannya bukan dipukul melainkan ditiup.

Gong sebul dimainkan untuk melengkapi musik tradisi krumpyung yang terdiri dari beberapa alat musik yang juga mayoritas terbuat dari bambu seperti krumpyung itu sendiri, demung, saron, peking, bonang, gambang, kempul (“gong” kecil) dan kendang.
Knobe Oh
Quote:
Nama alat musik yang terbuat dari kilit bambu dengan ukuran panjang lebih kurang 12 ,5 cm. ditengah-tengahnya sebagian dikerat menjadi belahan bambu yang memanjang (semacam lidah) sedemikian halusnya, sehingga dapat berfungsi sebagai vibrator (penggetar).
Apabila pangkal ujungnya ditarik dengan untaian tali yang terkait erat pada pangka lujung terseut maka timbul bunyi melalui proses rongga mulut yang berfungsi sebagai resonator.
Sasando
Quote:
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.

Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
Genggong
[quote]Genggong merupakan kesenian khas Kabupaten Subang Jawa Barat. Asal kata Genggong diambil dari sebuah nama rawa / ranca Genggong. Sebenarnya kata genggong lebih menunjukan nama kesenian daerah / hiburan rakyat yang terdiri dari berbagai macam alat musik tradisional yang sering dimainkan untuk menyambut hari-hari bersajarah seperti peringatan kemerdekaan negara Republik Indonesia. Genggong Subang terbuat dari bambu.

[/center]
Quote:
Genggong Bali terbuat dari pelepah enau, berbeda dengan kesenian Genggong di Jawa Barat, ternyata di provinsi Bali ada alat musik yang mempunyai kesamaan nama “Genggong”. Alat musik tradisional Bali ini terbuat dari pelepah enau yang dimainkan dengan cara mengulum (yanggem).
Sarunai
Quote:
Sarunai terbuat dari dua potong bambu yang tidak sama besarnya. Sepotong yang kecil dapat masuk ke potongan yang lebih besar. Fungsinya sebagai penghasil nada.

Alat musik Sarunai ini memiliki empat lubang nada. Bunyinya juga melodius. Alat musik khas minangkabau yang satu ini sudah jarang yang menggunakan. Selain sulit membuatnya, nada yang dihasilkan juga tidak banyak terpakai.
[/spoiler]

Suling Khass NTT
Quote:
Suling khas NTT mempunyai bentuk besar dan di Kabupaten Belu terdapat orkes suling dengan jumlah pemain ( 40 orang. Orkes suling ini terdiri dari suling pembawa melodi (suling keil), dan suling pengiring yang berbentuk silinder yaitu, suling alto, tenor, dan bass. Suling pengiring ini terdiri dari 2 bambu yang berbentuk silinder yaitu, bambu peniup berukuran keil dan bambu pengatur nada berbentuk besar. Orkes suling ini dimainkan untuk menyambut tamu atau untuk memeriahkan hari-hari nasional.
Foy Doa
Quote:
Foy Doa berarti suling berganda yang terbuat dari buluh/bambu kecil yang bergandeng dua atau lebih. Alat musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran.
Tatali
Quote:
Talali adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu berukuran sekitar 50 Cm dengan diameter 2 cm dan memiliki 3 lubang untuk resolusi udara tempat meletakan jari dan hanya memiliki 3 nada. Dengan teknik meniup menggnakan perasaan untuk menemukan sound yang baik dan enak ditelinga. Alat musik tatali ini merupakan kekayaan budaya suku To Wana di kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Tutuba
Quote:
Tutuba adalah alat musik bedawai yang terbuat dari bambu. Seperti halnya tatali, tutuba ini merupakan alat musik khas dari suku To Wana
Sebenarnya masih banyak lagi alat-alat musik bambu khas Indonesia yang hampir punah dan pada event FBN 8 nanti akan ditampilkan beberapa alat musik bambu khas Indonesia yang hampir punah.

Mungkin Agan-agan disini ada yang tau lagi dan sok silakan gan tambahkan heheh
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. yudicomet - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger